Sabtu, 23 November 2013

DISKRIMINASI

* PUISI *

puisi dibakar dendam sejarah
kontradiksi pun makin parah
membabat semua kraguan
puisi lahir akibat diskriminasi
simpan segala busuk teori
ribut ini adalah tandanya
manipulasi dosa disengaja
puisi menggugat memorimu
muram langit otak kelabu
buasnya senyum intrik politik
seperti sinyal biang konflik
puisi ditulis buat siapa?
jika badai itu menggila
lalu kita mau apa?
pasrah dan berdoa?

puisi resah tak bisa diam
berbisik di tengah malam
nembus ruang waktu
menjelma jadi batu!    
                                                                               
                        


                    

Kamis, 07 November 2013

SAHABAT





Selalu hadir dalam kehidupan kita
Baik itu senang atau susah
Tak perlu berkata ia pasti mendengar
Semua cerita akan tercampur dengan bumbu kisahnya
Menegur kala kita salah mengambil langkah
Menyokong kala kita mengangkat satu keputusan
Bertanggung jawab walau tak ikut menyebabkan
Meniupkan hawa kedamaian kala kita terbalut dalam emosi

Demo buruh jakarta





Polisi menjamin bahwa aksi unjuk rasa buruh tidak akan melumpuhkan akses menuju obyek vital. Polisi akan menghalau setiap pergerakan buruh yang berpotensi menutup akses menuju obyek-obyek penting.
Dalam sepekan terakhir, buruh di Jakarta terus melakukan aksi unjuk rasa untuk menuntut kenaikan upah minimum provinsi. Meski buruh mengatakan tidak akan menutup jalan, tetapi aksi mereka membuat arus lalu lintas tersendat. Hal itu antara lain terjadi di Jalan Medan Merdeka Selatan.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, polisi akan selalu berjaga-jaga di setiap lokasi unjuk rasa. Salah satu tugas polisi adalah mengantisipasi kemacetan lalu lintas di lokasi tersebut. Polisi juga akan dikerahkan untuk membendung massa buruh agar tidak menutup akses menuju obyek penting, misalnya bandara.
Rikwanto mengatakan, polisi sudah memiliki standar prosedur operasional untuk mengamankan lokasi unjuk rasa. Jika ada indikasi buruh akan melakukan penutupan obyek vital, maka anggota polisi dan TNI pasti sudah ditempatkan di titik-titik tertentu. Apabila buruh sudah mulai bertindak anarkistis, maka polisi terpaksa harus membubarkan paksa.
"Setiap unjuk rasa buruh memang ancamannya selalu itu (penutupan obyek vital)," kata Rikwanto.
Sesuai peraturan, aksi unjuk rasa tidak diperbolehkan melebihi batas waktu yang ditentukan, yakni pukul 18.00. Jika massa bersikeras tidak menyudahi aksinya hingga jam tersebut, maka polisi akan membubarkan demonstran.